Laman

Sunday, September 17, 2017

Teh botol tawar, solusi menemukan peluang

Dominasi Teh Botol Sosro memang belum tergoyahkan. Namun, pangsa pasarnya secara perlahan telah diambil oleh para pesaing dan pemain-pemain baru seperti Teh Pucuk Harum, Ichitan, teh Javana, dll.

Setelah semakin banyaknya industri teh kemasan yang mengeluarkan variah teh manis dan rendah gula. Teh botol ingin menjadi pembeda dengan mengeluarkan varian terbaru yaitu teh tawar. Dengan varian tersebut teh botol semakin ingin menunjukan jati dirinya sebagai market leader teh dalam kemasan dan ingin kembali membuktikan slogannya "apapun makanannya, minumnya teh botol"

Mungkin dengan produk baru ini, teh botol berharap dapat memecahkan masalah dan menemukan peluang dalam persaingan industri teh kemasan. Apalagi varian teh tawar ini cocok bagi segmen konsumen yang sedang melakukan diet dan menderita Diabetes, sehingga dapat meningkatkan awareness dan market share.




Namun ternyata Ichitan lah yang menjadi pioner teh tawar dalam kemasan di Indonesia, padahal Ichitan sendiri bukan perusahaan asli Indonesia, melainkan merk dagang dari Thailand. Dalam hal ini lagi-lagi teh botol kalah dalam berinovasi.


Sunday, August 13, 2017

Efektivitas klaim nomor satu

Pernah menonton iklan motor Yamaha yang mengklaim sebagai motor paling irit ? iklan Carrefour yang mengklaim menjual produk yang paling murah (kalau ada yang lebih murah akan diganti) atau yang terbaru adalah iklan online shop/ marketplace Shopee yang mengklaim sebagai terbesar dan termurah karena gratis ongkir.



Apakah suatu merk atau produk yang mengklaim sebagai nomor satu atau yang paling unggul memberikan pengaruh kepada calon konsumen dalam melakukan pemilihan produk atau pembelian ?

Konsumen memang lebih senang menggunakan produk yang menjadi market leader seperti Honda motor, Toyota, Pepsodent, Samsung, iPhone, dll. Mayoritas dari mereka menggunakan produk yang menjadi market leader akan kesenangan sendiri karena akan meningkatkan personal branding mereka.

Klaim "nomor satu" akan lebih berpengaruh bagi segmen konsumen yang mempunyai pendidikan dan tingkat ekonomi menengah bawah. Bagi mereka keputusan orang banyak adalah yang paling benar. Kelompok menengah bawah adalah kelompok yang tidak ingin terlihat unik tetapi ingin menjadi bagian dari mayoritas.

Bagi segmen konsumen menengah atas klaim "nomor satu" tidak akan terlalu berpengaruh banyak karena saat ini sosial media lebih memiliki pengaruh terhadap keputusan membeli mereka. Mereka akan melakukan survey terlebih dahulu mengenai produk tersebut, mereka akan mengecek langsung mengenai testimonial atau ulasan tentang produk tersebut sebelum membeli.