Laman

Wednesday, September 26, 2012

Mengambil Keputusan Sulit dengan Cepat dan Akurat

Mengambil Keputusan Sulit dengan Cepat dan Akurat

Membuat keputusan yang sulit ditengah situasi yang serba tidak pasti sangat penting bagi kepemimpinan yang sukses. Keputusan perlu diambil dengan cepat dan akurat agar tidak kehilangan momentum. Sering kali ada saat-saat kritis dimana pengambilan keputusan sangat sulit dan menegangkan. Meskipun demikian, keputusan yang berani biasanya malah lebih aman. Di artikel ini saya ingin menuliskan beberapa petunjuk praktis untuk mengambil keputusan, baik keputusan publik maupun pribadi terutama ketika situasinya kompleks dan penuh ketidak pastian. Tips ini saya sarikan dari tulisan Dave Jensen, seorang pengajar senior di  Emory University’s School of Business.  Ada empat pertanyaan yang perlu dijawab untuk sampai pada keputusan terbaik
.
1.Pertanyaan VISIONARY : “Apa hasil terbaik yang bisa dicapai dari keputusan ini ?” Pertanyaan ini menggali perspektif yang lebih luas, implikasi strategis dan pertimbangan jangka panjang. Ketika dihadapkan pada tantangan yang sulit, gali lebih dalam dengan menjawab pertanyaan  pertanyaan strategis seperti :
Bagaimana hubungan antara tantangan ini dengan arah organisasi ?
Apakah problem ini penting untuk  dipecahkan ?
Apa konsekuensi negatif dan positifnya ?
Kapan saya harus memutuskan ?
Apakah saya punya kecenderungan untuk status quo ?
2.Pertanyaan RASIONAL : Pelajari bagaimana kita mengetahui apa yang kita ketahui. Apa fakta-faktanya, dan apa yang diharapkan oleh mereka yang terkena dampaknya. Pemikiran rasional membantu kita memonitor  keadaan sekitar kita dan mengenali fakta-fakta yang ada.  Kita juga perlu tau hubungan antara fakta-fakta itu, mana sebab dan mana akibat. Didalam memutuskan bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks, kita harus tau konteks internal dan external dengan bertanya :
Apakah saya sudah mendapatkan informasi yang betul  untuk mengambil keputusan ?
Apa rencana cadangannya  (Back up plan) ?
Asumsi-asumsi apa yang saya buat ?
Bagaimana saya memonitor pelaksanaan keputusan yang akan saya ambil ?
Proses transparan apa yang perlu saya gunakan ?
3.Pertanyaan ETIKA, berhubungan dengan nilai-nilai moral yang kita gunakan. Kita memulainya dengan bertanya, “Langkah yang mana yang benar, terutama untuk kepentingan orang banyak ?” Pertanyaan ini memberikan fokus perhatian kita pada orang-orang yang kita pimpin.  Ketika berhadapan dengan masalah yang penuh resiko, pertanyaan pertanyaan di bawah ini bisa menjadi pembimbing :
Bila setiap orang di organisasi ini harus melakukan persis seperti apa yang sedang saya pertimbangkan akan saya lakukan, akan seperti apa organisasi ini jadinya ?
Tindakan apa yang terbaik bagi bagian terbesar organisasi  tanpa melanggar hak individu ?
Tindakan apa yang paling jujur dan paling adil untuk dilakukan ?
Apakah apa  yang akan saya putuskan sejalan dengan nilai-nilai yang  saya pegang ?
4.Pertanyaan KONSEKUENSI — Mengingatkan bahwa kita adalah mahluk yang bebas menentukan pilihan dan karenanya bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan kita.  Hal ini membawa kita pada pertanyaan : “ Apa konsekuensi dari pilihan-pilihan kita ?” Pada akhirnya kita harus menentukan apa yang akan dilakukan dan apa yang tidak akan dilakukan.  Berikui ini adalah pertanyaan yang bisa membimbing dalam menentukan pilihan :
Apakah saya sudah minta pendapat orang yang sering kali berbeda pendapat dengan saya agar saya bila melihat kasus ini dari sudut pandang yang berbeda ?
Seberapa besar resiko masing-masing alternatif yang akan saya ambil ?
Apakah saya bisa men tes alternatif-alternatif ini pada skala kecil sebelum keputusan diambil ?
Pilihan mana yang terbaik berdasarkan jawaban-jawaban semua pertanyaan ini ?
Setiap hari, para pemimpin membuat keputusan yang memberikan pengharuh pada sangat banyak orang. Meskipun tampaknya begitu sulit, pemimpin yang bagus membuatnya kelihatan mudah. Para pemimpin ini  bisa membuat keputusan penting berdasarkan informasi  yang di berikan kepadanya dikombinasikan dengan intuisinya.  Dibalik pengambilan keputusan yang tampaknya mudah ini adalah disiplin untuk selalu meneliti keputusan-keputusan dan komitmen untuk selalu membuat keputusan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Para pemimpin ini, melalui latihan, memiliki kejernihan berpikir  yang memungkinkan mereka mengambil keputusan besar dengan mudah.

Monday, September 24, 2012

Fungsi Marketing dalam Perusahaan

Marketing merupakan salah satu bagian dari perusahaan yang memiliki peran penting dalam menentukan kemajuan perusahaan tersebut. Sebab, bidang ini memiliki fungsi untuk menghasilkan pemasukan bagi perusahaan. semakin besar pemasukan yang berhasil dicapai, maka perusahaan akan makin berkembang. Dan demikian pula sebaliknya.
Meski demikian, bidang marketing ini tidak bisa berdiri sendiri dalam sebuah perusahaan. Setiap aktivitas yang dilakukan divisi ini, memiliki hubungan dan keterkaitan dengan setiap bagian dalam perusahaan. Seperti bagian produksi, sumber daya manusia, riset dan pengembangan dan terlebih dengan bagian keuangan.

Tanpa hubungan yang selaras dengan semua bagian tersebut, maka divisi marketing tidak akan bisa menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Dengan bagian produksi, bagian marketing memiliki kebutuhan untuk mengenal karakter produk yang pasti sangat dikuasai oleh bagian produksi dan tugas dari divisi marketing adalah menyampaikan karakteristik produk tersebut kepada masyarakat.

Ada beberapa cabang yang menjadi bagian dari marketing. Beberapa cabang tersebut seperti bidang sales, promosi dan juga komunikasi pemasaran. Ini yang perlu dipahami, karena di masyarakat pada saat ini banyak yang rancu mengenai pemahaman antara marketing dan sales. Padahal, kedua hal tersebut pada dasarnya berbeda, meski pun masih dalam satu lini sistem.

Fungsi Marketing dalam Perusahaan

Setiap bagian dalam perusahaan, memiliki fungsi sendiri-sendiri. Meski secara umum, tujuan setiap bagian tersebut adalah untuk membawa kemajuan perusahaan. Namun secara spesifik, ada fungsi yang harus dicapai oleh masing-masing bagian tersebut.
Untuk fungsi marketing sendiri, ada beberapa hal yang menjadi fungsi bagian tersebut. Beberapa fungsi divisi marketing di antaranya adalah :
  1. Sebagai bagian yang memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat, melalui produk yang dibuat oleh perusahaan tersebut. Peran ini disebut sebagai peran promosi.
  2. Marketing bertugas menghasilkan pemasukan bagi perusahaan dengan cara menjual produk perusahaan tersebut. Peran ini adalah salah satu dari fungsi marketing di bidang sales.
  3. Divisi marketing berperan menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan masyarakat serta menjadi jembatan antara perusahaan dan lingkungan eksternal. Hal ini dilakukan sebagai perwujudan konsep marketing communication.
  4. Marketing memiliki tugas untuk menyerap informasi dan menyampaikan kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang bermanfaat untuk mendukung peningkatan kualitas dan penjualan produk. Hal ini adalah peran marketing di bidang riset dan pengembangan.
  5. Marketing bukanlah tentang menjual produk, namun bagaimana meraih konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama.
Beberapa artikel yang berhubungan dengan marketing :

Manajemen Pemasaran

Tak akan sukses sebuah manajemen pemasaran tanpa mampu membentuk tim pemasaran yang solid dengan memberikan pelatihan sehingga tim pemasaran mendapatkan bekal kemampuan, kualitas kerja yang baik, dan selalu berpikir untuk memenuhi target yang sudah ditetapkan.

Sejarah Manajemen dan Konsep Manajemen Pemasaran

Ilmu pengetahuan mengenai manajemen ini memiliki sejarah. Istilah manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno menagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Akan tetapi, pengertian mengenai kata manajemen ini belum memiliki persetujuan dari masyarakat umum.
Misalnya saja, Mark Parker Follet mengartikan kata manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Maksudnya adalah seorang manajer mempunyai tugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuannya.
Selain itu, Ricky W. Griffin mengartikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasarannyasecara efektif dan efisien.
Maksud dari kata efektif adalah tujuannya dapat tercapai sesuai dengan perencanaan. Sedangkan kata efisien maksudnya adalah tugas yang dikerjakan tersebut dapat dilaksanakan dengan benar, terorganisasi, dan sesuai dengan jadwalnya.
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran memiliki tujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan konsumen. Selain itu, konsep pemasaran berorientasi pada kebutuhan konsumen. Konsep pemasaran memang berbeda dengan konsep bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk dan penjualan. Konsep pemasaran terdiri atas tiga unsur, yaitu sebagai berikut.
  • Berorientasi kepada konsumen. Dalam manajmen pemasaran, Anda harus melihat sasaran penjualan produk Anda itu seperti apa, sehingga Anda perlu mengenal konsumennya terlebih dahulu.
  • Penyusunan kegiatan pemasaran secara terperinci. Apabila Anda sudah menemukan konsumen atau sasaran pemasaran yang tepat, maka Anda tinggal menyusun strategi penjualan produk tersebut. Rincilah kegiatan pemasaran Anda secara terperinci.
  • Kepuasan konsumen. Jika kegiatan penjualan Anda sudah berjalan, maka Anda perlu mengevaluasi manajemen pemasaran produk Anda, seperti kepuasan konsumen terhadap produk yang Anda jual. Jadi, Anda dapat mengetahui kekurangan produk tersebut, sehingga Anda dapat menyusun strategi agar produk Anda tetap laris dipasaran.
Manajemen pemasaran pun tak dapat dipisahkan dari empat faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap jalannya suatu manajemen pemasaran. Berikut ini empat faktor yang berpengaruh dalam manajemen pemasaran.

1. Product atau produk dalam manajemen pemasaran

Produk suatu perusahaan terbagi menjadi dua macan, yaitu produk berupa barang (seperti ponsel, motor, dan baju) dan produk yang berbentuk jasa (seperti tabungan, jasa telekomunikasi, atau jasa perawatan tubuh dan spa.
Dalam konsep produk, dikenal produk premium atau produk yang memiliki ciri khas, fitur unik, dam memiliki kelas tersendiri. Oleh karena itu, produk tersebut memiliki harga yang relative mahal. Sementara di sisi lain, ada juga konsep produk “me too”, yaitu produk yang didesain sebagai saingan atau imitator dari produk yang telah dulu ada di pasaran.
Untuk memasarkan sebuah produk, Anda perlu melihat sasaran penjualan produk Anda kepada siapa, di mana, dan kapan. Perlu strategi yang harus Anda lakukan agar produk yang Anda jual laku dipasaran. Meskipun produk yang Anda jual adalah barang imitasi, jika Anda menawarkan produk tersebut kepada konsumen yang tepat, waktu dan tempat yang tepat, maka penjualan produk Anda akan laris manis.

2. Promotion atau promosi dalam manajemen pemasaran

Promosi adalah langkah yang perlu dilakukan untuk memperkenalkan produk dan membujuk calon konsumen agar mengeluarkan uang untuk membeli produk yang ditawarkan. Dalam promosi, dikenal dengan adanya istilah promotion mix atau gabungan program promosi yang tergabung dalam empat elemen kunci, yaitu promosi melaui iklan, promosi publikasi, promosi melalui sales promotion, dan promosi melalui personal selling.
Sebagai seorang konsumen, tentu promosi barang itu sangat mempengaruhinya untuk tertarik membeli sebuah barang. Promosi yang bagus dan menarik dapat menarik perhatian konsumen untuk membelinya. Akan tetapi, promosi juga harus dilakukan pada watu dan tempat yang tepat.
Jiga Anda mempromosikan sebuah jaket di daerah panas dan pada waktu musim panas, itu kurang tepat. Penjualan barang Anda akan rendah atau bahkan tidak ada yang membeli. Untuk itu, promosi suatu produk juga perlu strategi.

3. Place atau tempat dalam manajemen pemasaran

Place atau tempat berarti mengenai tempatr produk yang ditawarkan akan dijual atau dipasarkan. Place menyangkut strategi distribusi yang hendak dilakukan. Ada tiga model distribusi, yakni distribusi eksklusif, distribusi selektif, dan distribusi intensif.
Distribusi eksklusif adalah memasarkan produk barang dan jasa hanya pada outlet yang terbatas agar menjaga prestise dan reputasi produk yang ditawarkan. Contohnya, Kaos Joger yang dijual dan dipasarkan hanya di satu lokasi atau jam tangan Audemar Piaget yang hanya dipasarkan pada outlet-outlet tertentu.
Distribusi selektif adalah rangkaian produk yang hanya dijual atau dipasarkan di outlet modern atau pasar modern dan tidak dijual di pasar-pasar tradisional. Sementara itu, distribusi intensif adalah produk yang dipasarkan atau dijual ke seluruh jenis pasar, baik modern maupun tradisional, dan meliputi seluruh wilayah Indonesia.

4. Pricing atau harga dalam manajemen pemasaran

Pricing adalah strategi yang menyangkut dalam penetapkan harga produk. Seperti telah dijelaskan di atas untuk produk-produk dengan diferensiasi yang kuat, dapat menetapkan harga premium. Contohnya, motor Harley Davidson atau mobil Porsche. Selain itu, ada produk yang dijual dengan strategi low cost, contohnya jasa telepon yang ditawarkan para operator cdma.
Penetapan harga  untuk sebuah produk tentunya mempunyai tujuan. Pada dasarnya, ada empat jenis tujuan penetapan harga. Berikut ini tujuan penetapan harga produk oleh sebuah perusahaan atau penjual.
  • Penetapan harga dilakukan untuk menghasilkan laba yang paling tinggi (maksimisasi laba), sehingga perusahaan atau penjual memilih harga produknya yang dapat menghasilkan laba yang besar.
  • Penetapan harga dilakukan untuk mencapai tingkat volume penjualan yang tinggi di dalam sebuah pangsa pasar.
  • Penetapan harga dilakukan untuk membentuk citra perusahaan, seperti dengan menetapkan harga yang tinggi pada produknya dapat membentuk citra perusahaan yang prestisius.

Peningkatkan Kinerja Manajemen Pemasaran

1. Motivasi

Orang-orang pemasaran yang bermotivasi baik dengan pengalaman yang hebat akan menjadikan sebuah manajemen pemasaran menjadi mesin pendorong kemajuan dan perkembangan perusahaan yang sangat hebat. Bagaimanakah membuat orang-orang pemasaran bersemangat dan termotivasi mencapai target bahkan melebihi target?
Salah satu master motivasi paling fenomenal pada abad ke 19, John H. Patterson yang juga merupakan penemu Nasional Cash Register, berhasil membentuk tim pemasaran elit buat perusahaannya. Apa yang dilakukannya untuk mengubah karakter tim pemasarannya menjadi orang-orang yang berpikiran maju dan menjadi seperti para tentara bangsa Trojan?
Pak Patterson ini meminta para agen pemasarannya untuk terbiasa memakai pakaian bagus mereka. Dia pun tidak sembarangan dalam mendukung tim ini. Bila mereka bertugas ke luar kota, mereka harus menginap di hotel yang paling mewah dan paling mahal di kota tersebut. Mereka pun harus menjaga penampilan fisik dengan cara hidup sehat, makan makanan bergizi dan harus berolah raga dnegan teratur.
Bagaimana pun tim pemasaran harus berpenampilan yang meyakinkan. Bagi Patterson, orang yang mempunyai kesehatan prima akan tampil lebih percaya diri dan dapat membuat orang lain lebih percaya dan yakin pada apa yang dikatakannya.

2. Komisi dan Dukungan Pasangan

Bila tim pemasaran ini berhasil mencapai target atau bahkan melebihi target yang telah ditetapkan, maka mereka akan diundang ke pertemuan khusus untuk para agen pemasaran berprestasi. Komisi yang diberikan berupa emas berharga tertentu.
Tidak berhenti sampai di situ. Demi mendukung tentara Trojannya ini, Patterson juga mentraining para istri tim pemasarananya. Pelatihan yang diberikan kepada para istri ini adalah bagaimana melayani suami dan bagaimana membuat para suami nyaman di rumah sehingga akan bekerja lebih fokus pada target perusahaan.
Para istri diperlihatkan beragam komisi yang bisa didapatkan oleh suami bila suaminya mampu meraih target tertentu. Bagi Patterson, manajemen pemasaran adalah manajemen kehidupan secara keseluruhan sehingga gerak roda manajemen pemasaran ini harus juga selaras dengan gerak roda kehidupan yang lain. Cara ini cukup sukses membuat perusahaan maju.
Kedengarannya mungkin berlebihan, tapi apa yang dilakukan oleh Patterson terhadap tim pemasarannya adalah sesuatu yang bisa dipahami oleh akal. Bahwa untuk meraih kemajuan bersama harus bekerja bersama sehingga target dapat tercapai dengan maksimal.
Patterson sudah memikirkan betapa pentingnya peranan para istri dalam kemajuan yang bisa diraih oleh para suami mereka. Bukankah dibalik laki-laki yang hebat, pasti ada wanita dahsyat yang mendukungnya.

3. Materi

Tim manjemen pemasaran akan hebat kalau mereka tahu target dan apa imbalan yang akan mereka dapatkan bila target tersebut tercapai. Uang adalah sarana penunjang kerja walaupun uang bukan Tuhan yang harus didewa-dewakan.
Tapi kenyataan bahwa uang adalah alat pendukung kegiatan kehidupan termasuk meraih kebahagiaan, maka uang ini menjadi sangat penting. Sebuah sertifikat tanda terima kasih sudah saatnya dilengkapi dengan amplop berisi uang.
Pendapat di atas diutarakan oleh banyak CEO yang telah malang melintang dalam menangani manajemen pemasaran di banyak perusahaan. Bila tidak, maka para agen pemasaran yang sudah berpengalaman akan keluar dari perusahaan dan membentuk perusahaan sendiri. Perlu diingat bahwa tim pemasaran adalah tentara perusahaan yang hebat yang tahu banyak strategi bagaimana memasarkan produk.

Faktor dan Konsep Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mempertahankan, mengembangkan, dan mendapatkan laba untuk kelangsungan perusahaan. Proses pemasaran sudah dimulai sebelum barang-barang diproduksi dan tidak berakhir setelah proses penjualan.
Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan terhadap konsumen jika menginginkan kegiatan usaha suatu perusahaan terus berjalan atau konsumen memiliki pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan.
Menurut Kotler, manajemen perusahaan adalah penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan untuk menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Suatu perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai kesuksesan perusahan, akan mengetahui cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini adalah "konsep pemasaran".

Konsep Manajemen Pemasaran

Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran memiliki tujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan konsumen. Selain itu, konsep pemasaran berorientasi pada kebutuhan konsumen. Konsep pemasaran memang berbeda dengan konsep bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk dan penjualan. Konsep pemasaran terdiri atas tiga unsur, yaitu sebagai berikut.
Berorientasi kepada konsumen. Dalam manajmen pemasaran, Anda harus melihat sasaran penjualan produk Anda itu seperti apa, sehingga Anda perlu mengenal konsumennya terlebih dahulu.Penyusunan kegiatan pemasaran secara terperinci. Apabila Anda sudah menemukan konsumen atau sasaran pemasaran yang tepat, maka Anda tinggal menyusun strategi penjualan produk tersebut. Rincilah kegiatan pemasaran Anda secara terperinci.Kepuasan konsumen. Jika kegiatan penjualan Anda sudah berjalan, maka Anda perlu mengevaluasi manajemen pemasaran produk Anda, seperti kepuasan konsumen terhadap produk yang Anda jual. Jadi, Anda dapat mengetahui kekurangan produk tersebut, sehingga Anda dapat menyusun strategi agar produk Anda tetap laris dipasaran.Manajemen pemasaran pun tak dapat dipisahkan dari empat faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap jalannya suatu manajemen pemasaran. Berikut ini empat faktor yang berpengaruh dalam manajemen pemasaran.

1. Product atau produk dalam manajemen pemasaran

Produk suatu perusahaan terbagi menjadi dua macan, yaitu produk berupa barang (seperti ponsel, motor, dan baju) dan produk yang berbentuk jasa (seperti tabungan, jasa telekomunikasi, atau jasa perawatan tubuh dan spa.
Dalam konsep produk, dikenal produk premium atau produk yang memiliki ciri khas, fitur unik, dam memiliki kelas tersendiri. Oleh karena itu, produk tersebut memiliki harga yang relative mahal. Sementara di sisi lain, ada juga konsep produk “me too”, yaitu produk yang didesain sebagai saingan atau imitator dari produk yang telah dulu ada di pasaran.
Untuk memasarkan sebuah produk, Anda perlu melihat sasaran penjualan produk Anda kepada siapa, di mana, dan kapan. Perlu strategi yang harus Anda lakukan agar produk yang Anda jual laku dipasaran. Meskipun produk yang Anda jual adalah barang imitasi, jika Anda menawarkan produk tersebut kepada konsumen yang tepat, waktu dan tempat yang tepat, maka penjualan produk Anda akan laris manis.

2. Promotion atau promosi dalam manajemen pemasaran

Promosi adalah langkah yang perlu dilakukan untuk memperkenalkan produk dan membujuk calon konsumen agar mengeluarkan uang untuk membeli produk yang ditawarkan. Dalam promosi, dikenal dengan adanya istilah promotion mix atau gabungan program promosi yang tergabung dalam empat elemen kunci, yaitu promosi melaui iklan, promosi publikasi, promosi melalui sales promotion, dan promosi melalui personal selling.
Sebagai seorang konsumen, tentu promosi barang itu sangat mempengaruhinya untuk tertarik membeli sebuah barang. Promosi yang bagus dan menarik dapat menarik perhatian konsumen untuk membelinya. Akan tetapi, promosi juga harus dilakukan pada watu dan tempat yang tepat.
Jiga Anda mempromosikan sebuah jaket di daerah panas dan pada waktu musim panas, itu kurang tepat. Penjualan barang Anda akan rendah atau bahkan tidak ada yang membeli. Untuk itu, promosi suatu produk juga perlu strategi.

3. Place atau tempat dalam manajemen pemasaran

Place atau tempat berarti mengenai tempatr produk yang ditawarkan akan dijual atau dipasarkan. Place menyangkut strategi distribusi yang hendak dilakukan. Ada tiga model distribusi, yakni distribusi eksklusif, distribusi selektif, dan distribusi intensif.
Distribusi eksklusif adalah memasarkan produk barang dan jasa hanya pada outlet yang terbatas agar menjaga prestise dan reputasi produk yang ditawarkan. Contohnya, Kaos Joger yang dijual dan dipasarkan hanya di satu lokasi atau jam tangan Audemar Piaget yang hanya dipasarkan pada outlet-outlet tertentu.
Distribusi selektif adalah rangkaian produk yang hanya dijual atau dipasarkan di outlet modern atau pasar modern dan tidak dijual di pasar-pasar tradisional. Sementara itu, distribusi intensif adalah produk yang dipasarkan atau dijual ke seluruh jenis pasar, baik modern maupun tradisional, dan meliputi seluruh wilayah Indonesia.

4. Pricing atau harga dalam manajemen pemasaran

Pricing adalah strategi yang menyangkut dalam penetapkan harga produk. Seperti telah dijelaskan di atas untuk produk-produk dengan diferensiasi yang kuat, dapat menetapkan harga premium. Contohnya, motor Harley Davidson atau mobil Porsche. Selain itu, ada produk yang dijual dengan strategi low cost, contohnya jasa telepon yang ditawarkan para operator cdma.
Penetapan harga  untuk sebuah produk tentunya mempunyai tujuan. Pada dasarnya, ada empat jenis tujuan penetapan harga. Berikut ini tujuan penetapan harga produk oleh sebuah perusahaan atau penjual.
Penetapan harga dilakukan untuk menghasilkan laba yang paling tinggi (maksimisasi laba), sehingga perusahaan atau penjual memilih harga produknya yang dapat menghasilkan laba yang besar.Penetapan harga dilakukan untuk mencapai tingkat volume penjualan yang tinggi di dalam sebuah pangsa pasar.Penetapan harga dilakukan untuk membentuk citra perusahaan, seperti dengan menetapkan harga yang tinggi pada produknya dapat membentuk citra perusahaan yang prestisius.
Penetapan harga dilakukan untuk mempertahankanhubungan yang stabil antara suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader).

Strategi Harga dalam Manajemen Pemasaran

Sementara itu, ada tiga jenis strategi penetapan harga, yaitu strategi harga berdasarkan biaya, strategi berdasarkan permintaan, dan strategi harga berdasarkan persaingan.
Startegi berdasarkan harga adalah strategi yang menetapkan harga produk di awal produksinya rendah. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar dan menghalangi para pesaing untuk masuk. Selain itu, strategi ini mempunyai perspektif jangka panjang karena laba jangka pendek dikorbankan. Hal tersebut bertujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang terus-menerus atau berkelanjutan.
Strategi berdasarkan permintaan adalah strategi sebuah perusahaan atau penjualan yang menetapkan harga berdasarkan pada permintaan pasar. Ketika permintaan pasar meningkat, perusahaan dapat menaikkan harga produknya kemudian memberikan potongan harga atau diskon. Hal tersebut membuat harga produk tersebut tetap stabil dan laba yang diinginkan akan tercapai.
Strategi berdasarkan persaingan adalah strategi sebuah perusahaan menetapkan harga sebuah produk karena banyaknya persaingan. Perusahaan atau penjual dapat menetapkan harga sama dengan strategi permintaan. Harga produk tersebut dinaikkan terlebih dahulu kemudian diberikan potongan harga atau diskon. Laba perusahaan dapat terjaga dengan baik.
Berbicara tentang manajemen pemasaran memang membutuhkan pemikiran yang cerdas karena dibutuhkan strategi dan keahlian untuk mempelajarinya. Seorang pengusaha bisa sukses di dunia pemasaran karena keuletan dan keahliannya dalam mengatur manajemen pemasaran. Semoga informasi tersebut dapat bermanfaat bagi Anda.

Thursday, September 20, 2012

Candi Muara Takus, Sumatera, Indonesia

Candi Muara Takus
Candi Muara Takus terletak di desa Muara Takus, Kecamatan Tigabelas Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Jaraknya dari Pekanbaru, Ibukota Propinsi Riau, sekitar 128 Km. Perjalanan menuju Desa Muara Takus hanya dapat dilakukan melalui jalan darat yaitu dari Pekanbaru ke arah Bukittinggi sampai di Muara Mahat. Dari Muara Mahat melalui jalan kecil menuju ke Desa Muara Takus. Kompleks Candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi bernuansa Buddhistis ini merupakan bukti bahwa agama Budha pernah berkembang di kawasan ini. Kendatipun demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan.Ada dua pendapat mengenai nama Muara Takus. Yang pertama mengatakan bahwa nam tersebut diambil dari nama sebuah anak sungai kecil bernama Takus yang bermuara ke Sungai Kampar Kanan. Pendapat lain mengatakan bahwa Muara Takus terdiri dari dua kata, yaitu “Muara” dan “Takus”. Kata “Muara” mempunyai pengertian yang sudah jelas, yaitu suatu tempat sebuah sungai mengakhiri alirannya ke laut atau ke sungai yang lebih besar, sedangkan kata “Takus” berasal dari bahasa Cina, Ta berarti besarr, Ku berarti tua, dan Se berarti candi atau kuil. Jadi arti keseluruhan kata Muara Takus adalah candi tua yang besar, yang terletak di muara sungai.
Candi Muara Takus merupakan candi Buddha, terlihat dari adanya stupa, yang merupakan lambang Buddha Gautama. Ada pendapat yang mengatakan bahwa candi ini merupakan campuran dari bentuk candi Buddha dan Syiwa. Pendapat tersebut didasarkan pada bentuk bentuk Candi Mahligai, salah satu bangunan di kompleks Candi Muara takus, yang menyerupai bentuk lingga (kelamin laki-laki) dan yoni (kelamin perempuan). Arsitektur candi ini juga mempunyai kemiripan dengan arsitektur candi-candi di Myanmar. Candi Muara Takus merupakan sebuah kompleks yang terdiri atas beberapa bangunan.
Bangunan yang utama adalah yang disebut Candi Tuo. Candi ini berukuran 32,80 m x 21,80 m dan merupakan candi bangunan terbesar di antara bangunan yang ada. Letaknya di sebelah utara Candi Bungsu. Pada sisi sebelah timur dan barat terdapat tangga, yang menurut perkiraan aslinya dihiasi stupa, sedangkan pada bagian bawah dihiasi patung singa dalam posisi duduk. Bangunan ini mempunyai sisi 36 buah dan terdiri dari bagian kaki I, kaki II, tubuh dan puncak. Bagian puncaknya telah rusak dan batu-batunya telah banyak yang hilang.
Candi Tuo dibangun dari campuran batu bata yang dicetak dan batu pasir (tuff). Pemugaran Candi Tuo dilaksanakan secara bertahap akibat keterbatasan anggaran yang tersedia. Pada tahun 1990, selesai dikerjakan bagian kaki I di sisi timur. Selama tahun anggaran 1992/1993 pemugaran dilanjutkan dengan bagian sisi sebelah barat (kaki I dan II). Volume bangunan keseluruhan mencapai 2.235 m3, terdiri dari : kaki: 2.028 m3, tubuh: 150 m3, dan puncak: 57 m3. Tinggi bangunan mencapai 8,50 m.
Bangunan kedua dinamakan Candi Mahligai. Bangunan ini berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10,44 m x 10,60 m. Tingginya sampai ke puncak 14,30 m berdiri diatas pondamen segi delapan (astakoma) dan bersisikan sebanyak 28 buah. Pada alasnya terdapat teratai berganda dan di tengahnya menjulang sebuah menara yang bentuknya mirip phallus (yoni).
Pada tahun 1860, seorang arkeolog Belanda bernama Cornel de Groot berkunjung ke Muara Takus. Pada waktu itu di setiap sisi ia masih menemukan patung singa dalam posisi duduk. Saat ini patung-patung tersebut sudah tidak ada bekasnya. Di sebelah timur, terdapat teras bujur sangkar dengan ukuran 5,10 x 5,10 m dengan tangga di bagian depannya. Volume bangunan Candi Mahligai 423,20 m3 yang terdiri dari volume bagian kaki 275,3 m3, tubuh 66,6 m3 dan puncak 81,3 m3. Candi Mahligai mulai dipugar pada tahun 1978 dan selesai pada tahun 1983.
Bangunan ketiga disebut Candi Palangka, yang terletak 3,85 m sebelah timur Candi Mahligai. Bangunan ini terdiri dari batu bata merah yang tidak dicetak. Candi Palangka merupakan candi yang terkecil, relung-relung penyusunan batu tidak sama dengan dinding Candi Mahligai. Dulu sebelum dipugar bagian kakinya terbenam sekitar satu meter. Candi Palangka mulai dipugar pada tahun 1987 dan selesai pada tahun 1989. Pemugaran dilaksanakan hanya pada bagian kaki dan tubuh candi, karena bagian puncaknya yang masih ditemukan pada tahun 1860 sudah tidak ada lagi. Di bagian sebelah utara terdapat tangga yang telah rusak, sehingga tidak dapat diketahui bentuk aslinya. Kaki candi berbentuk segi delapan dengan sudut banyak, berukuran panjang 6,60 m, lebar 5,85 m serta tingginya 1,45 m dari permukaan tanah dengan volume 52,9 m3.
Bangunan keempat dinamakan Candi Bungsu. Candi Bungsu terletak di sebelah barat Candi Mahligai. Bangunannya terbuat dari dua jenis batu, yaitu batu pasir (tuff) terdapat pada bagian depan, sedangkan batu bata terdapat pada bagian belakang. Pemugaran candi ini dimulai tahun 1988 dan selesai dikerjakan tahun 1990. Melalu pemugaran tersebut candi ini dikembalikan ke bentuk aslinya, yaitu empat persegi panjang dengan ukuran 7,50 m x 16,28 m. Bagian puncak tidak dapat dipugar, karena tidak diketahui bentuk sebenarnya. Tinggi setelah dipugar 6,20 m dari permukaan tanah, dan volume nya 365,8 m3.
Menurut gambar yang dibuat oleh J.W. Yzerman bersama-sama dengan TH. A.F. Delprat dan Opziter (Sinder) H.L. Leijdie Melvile, di atas bangunan yang terbuat dari bata merah terdapat 8 buah stupa kecil yang mengelilingi sebuah stupa besar. Di atas bangunan yang terbuat dari batu pasir (tuff) terdapat sebuah tupa besar. Di bagian sebelah timur terdapat sebuah tangga yang terbuat dari batu pasir.
Selain bangunan-bangunan tersebut di atas, di sebelah utara, atau tepat di depan gerbang Candi Tuo terdapat onggokan tanah yang mempunyai dua lobang. Tempat ini diperkirakan tempat pembakaran jenazah. Lobang yang satu untuk memasukkan jenazah dan yang satunya lagi untuk mengeluarkan abunya. Tempat pembakaran jenazah ini, termasuk dalam pemeliharaan karena berada dalam komplek percandian. Di dalam onggokan tanah tersebut terdapat batu-batu kerikil yang berasal dari sungai Kampar. Di di luar kompleks Candi Muara Takus, yaitu di beberapa tempat di sekitar Desa Muarata takus, juga diketemukan beberapa bangunan yang diduga masih erat kaitannya dengan candi ini.

Candi Bahal Sumatera, Indonesia

Candi Bahal
--
Candi Bahal berlokasi di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yaitu sekitar 3 jam perjalanan dari Padangsidempuan.  Candi ini  merupakan kompleks candi (dalam istilah setempat disebut biaro) yang terluas di provinsi Sumatra Utara, karena arealnya melingkupi kompleks Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal III. 
Candi Bahal hanya merupakan bagian dari candi-candi Padanglawas yang berarti candi-candi yang terletak di padang luas yang mencakup, di antaranya: Candi Pulo, Candi Barumun, Candi Singkilon, Candi Sipamutung, Candi Aloban, Candi Rondaman Dolok, Candi Bara, Candi Magaledang, Candi Sitopayan dan Candi Nagasaribu.  Kemungkinan,  persawahan dan perkampungan  di sekitar  candi-candi tersebut  tadinya merupakan padang yang sangat luas. Dari sekian banyak candi Padanglawas  hanya Candi Bahal yang sudah selesai dienovasi, Candi Sipamutung dan candi Pulo sedang dalam proses renovasi, sedangkan candi lainnya masih berupa reruntuhannya. 
Tidak diketahui apakah Candi Bahal merupakan candi Hindu atau Candi Buddha. Menilik atap Candi Bahal I yang mirip dengan bentuk atap Candi Mahligai di Muara Takus (Riau) diduga Candi Bahal merupakan Candi Buddha. Akan tetapi, melihat arca-arca batu yang ditemukan di tempat tersebut, seperti arca kepala makara, arca Ganesha, raksasa, dsb., diperkirakan Candi ini merupakan candi Hindu atau Buddha Tantrayana. Fungsi candi Bahal pada masa lalu juga belum diketahui dengan pasti, walaupun penduduk di sekitar menyebutnya "biaro" yang berarti biara. 
Kompleks Candi Bahal terdiri dari tiga buah candi, yang masing-masing terpisah dengan jarak sekitar 500 meter. Beberapa kilometer dari candi ini ada pula kompleks candi lain, yaitu kompleks Candi Pulo atau Barumun yang tengah dipugar.
Candi Bahal seringkali disebut juga sebagai Candi Portibi, sesuai dengan sebutan untuk daerah tempat candi itu berada. Dalam beberapa hal,  terdapat kesamaan di antara Candi Bahal I, II maupun III. Seluruh bangunan di ketiga kompleks candi dibuat dari bata merah, kecuali arca-arcanya yang terbuat dari batu keras. Masing-masing kompleks candi dikelilingi oleh pagar setinggi dan setebal sekitar 1 m  yang juga terbuat dari susunan bata merah. Di sisi timur terdapat gerbang yang menjorok keluar dan di kanan-kirinya diapit oleh dinding setinggi sekitar 60 cm. Di setiap kompleks candi terdapat  bangunan utama yang terletak di tengah halaman dengan pintu masuk tepat menghadap ke gerbang.
Bahal I
--
Lokasi Candi Bahal I mudah ditemukan karena bangunan candi  langsung terlihat dari jalan yang dapat dilalui kendaraan beroda empat. Selain itu, di jalan masuk ke areal candi Bahal I telah dibangun gapura dan sebuah pos penjagaan yang terletak tidak jauh dari gapura.  

Berhadapan dengan pos penjaga terdapat sebuah bangunan yang difungsikan sebagai museum. Dalam museum tersebut tersimpan bagian-bagian Candi Bahal yang belum dapat dikembalikan ke tempatnya semula, termasuk arca utuh dan potongan arca.
--

Candi Bahal 1 dibangun di pelataran seluas sekitar 3000 m2 yang  dikelilingi pagar dari susunan batu merah  setinggi 60 cm. Dinding pagar tersebut cukup tebal, yaitu sekitar 1 m, sehingga orang dapat berjalan dengan leluasa mengitari candi. Pada pertengahan sisi timur, dinding halaman melebar, membentuk lantai yang  menjorok sekitar 7 m ke arah luar halaman candi. Dinding setinggi sekitar 70 cm mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas tangga yang terdapat di ujung sisi kiri dan kanan gerbang.
Bangunan utama Candi Bahal I terletak di tengah halaman, menghadap ke gerbang. Di antara bangunan utama dan pintu gerbang terdapat  fondasi atau panggung berbentuk  dasar bujur sangkar berukuran sekitar 7 x 7 m2. Tangga  naik ke panggung yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di sisi timur, berhadapan dengan tangga naik ke bangunan utama, dan di sisi  barat panggung, berhadapan dengan tangga untuk turun dari gerbang.
Di bagian selatan halaman, sejajar dengan fondasi tersebut di atas, berjajar dua fondasi berukuran 3 m2 dan 2,5 m2. Tidak didapatkan informasi apakah di atas  ketiga fondasi tersebut tadinya terdapat  bangunan atau tidak. Tidak diketahui juga fungsi ketiganya.
Bangunan utama Candi Bahal I merupakan yang terbesar dibandingkan dengan bangunan utama Candi Bahal II dan II. Bangunan utama ini terdiri atas susunan  tatakan, kaki, tubuh dan atap candi. Tatakan candi berdenah dasar bujur sangkar seluas sekitar 7 m2 dengan tinggi  sekitar 180 cm. 
-
Di atas tatakan berdiri kaki candi setinggi 75 cm, dengan denah dasar  berbentuk bujur sangkar seluas 6 m2. Selisih luas tatakan dan kaki candi membentuk selasar mengelilingi kaki candi.  Di pertengahan sisi timur, tepat di depan tangga naik ke kaki permukaan candi, tatakan candi menjorok ke luar sepanjang sekitar 4  m dengan lebar sekitar 2 m. Di ujung 'jalan' tersebut terdapat tangga yang  diapit oleh sepasang kepala makara di pangkalnya.
Makara adalah hewan yang hanya ada dalam mitos, berwujud setengah ikan  setengah buaya. Mulut arca kepala makara dari  batu tersebut menganga lebar. Dalam mulut yang terbuka tersebut terdapat makhluk yang mirip dengan kinara-kinari, yaitu burung berkepala manusia, seperti yang terdapat pada candi-candi Syiwa di Jawa. 
Walaupun  sama-sama terbuat dari batu, arca makara  pengapit tangga ini mempunyai pola hiasan yang berbeda dengan yang terdapat di candi-candi di Jawa pada umumnya. Bagian belakang kepala hewan tersebut dihiasi dengan pahatan lingkaran berjajar, yang tidak ditemukan pada makara candi-candi di Jawa. 
--
Sepanjang  sisi utara dan selatan dinding 'jalan' menuju tatakan terdapat pahatan berbentuk orang dalam berbagai posisi. Walaupun banyak bagian pahatan yang sudah rusak, masih terlihat bentuk orang yang tampak seperti sedang menari. Di sepanjang sisi timur atau depan  tatakan terdapat pahatan berbentuk raksasa yang sedang duduk.
Pada dinding utara dan selatan kaki candi tidak terdapat pahatan, sedangkan sepanjang dinding barat (belakang) terdapat  pahatan yang lebih halus  namun sudah tidak jelas lagi bentuknya. 
Tubuh candi berupa bangunan bersegi empat dengan alas berbentuk  bujur sangkar seluas 5 m2. Selisih luas tubuh candi dengan permukaan kaki candi membentuk selasar selebar sekitar 1 m. Untuk mencapai pintu masuk ke ruang di dalam tubuh candi terdapat tangga setinggi sekitar 60 cm dari permukaan kaki candi.  Dalam tubuh candi terdapat ruangan kosong berukuran sekitar 3 m2 yang  dikelilingi dinding setebal sekitar 1 m. Lebar ambang pintu masuk  sekitar 120 x 250 cm. Tidak terdapat pahatan yang menghiasi bingkai pintu.
Bentuk atap Candi Bahal I sangatlah unik, tidak menyerupai limas bersusun seperti candi-candi di Jawa Timur, namun juga tidak mirip stupa seperti atap Candi Muara Takus. Bentuk atap Candi Bahal I silinder  dengan tinggi sekitar 2,5 m, seperti kue yang diletakkan di atas tatakan persegi empat. Pahatan untaian bunga melingkari tepian atap.  
-
Masih di dalam halaman Candi Bahal I, di sudut utara halamn belakang bangunan utama terdapat  fondasi berukuran sekitar  2,5 m2 dengan reruntuhan di atasnya. Tidak didapat informasi mengenai  bentuk asli  maupun fungsi semula reruntuhan tersebut.

Bahal II
--
Candi Bahal II terletak sekitar 100 m dari jalan dan sekitar 300 m dari Candi Bahal I. Pelataran Candi Bahal II sama luasnya dengan pelataran Candi Bahal I dan juga dikelilingi pagar bata, akan tetapi ukuran  bangunan utamanya lebih kecil dari bangunan utama  Candi Bahal I. 
 Sebagaimana yang terdapat di Candi Bahal 1, pada pertengahan sisi timur, dinding halaman melebar, membentuk lantai yang  menjorok sekitar 4 m ke arah luar halaman candi. Dinding setinggi sekitar 70 cm mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas tangga yang terdapat sisi timur (luar).
Bangunan utama Candi Bahal II terdiri atas susunan tatakan, kaki, tubuh dan atap candi. Tatakan candi berdenah dasar bujur sangkar seluas sekitar 6 m2 dan setinggi sekitar 1 m. Di atas tatakan berdiri kaki candi setinggi 75 cm, dengan denah dasar  berbentuk bujur sangkar seluas 5 m2. Selisih luas tatakan dan kaki candi membentuk selasar mengelilingi kaki candi.  
-
Tubuh candi yang  berdiri di atas kaki candi berdenah dasar bujur sangkar seluas 4 m2, sehingga di permukaan kaki candi juga terdapat selasar selebar sekitar 1 m. 
Dalam tubuh Candi Bahal II juga  terdapat ruangan kosong berukuran sekitar 3 m2, dikelilingi dinding setebal sekitar 1 m. Pintu masuk  selebar sekitar 120 x 250 cm menghadap ke timur tanpa  pahatan hiasan apapun pada bingkainya.  
Dinding tatakan, kaki dan tubuh candi juga polos tanpa hiasan pahatan. Atap Candi Bahal II berbentuk limas  dengan puncak persegi empat.  Di sekeliling susunan teratas terdapat deretan lubang yang tidak diketahui fungsinya. 
Di depan pangkal tangga bangunan utama  terdapat sepasang kepala makara dengan mulut terbuka. Dalam mulut terdapat makhluk yang tidak jelas bentuknya. Walaupun sama-sama terbuat dari batu, kepala makara ini berbeda bentuknya dengan yang terdapat di depan bangunan utama Candi Bahal I.
Di antara bangunan utama dan pintu gerbang terdapat  fondasi atau panggung berbentuk  dasar bujur sangkar berukuran sekitar 5 m2. Tangga  naik ke panggung yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di utara dan selatan.





Di sudut  utara halaman belakang  bangunan utama terdapat semacam fondasi bangunan yang sudah runtuh. Di sisi timur fondasi tersebut terdapat semacam fondasi lain yang mempunyai tangga untuk naik di dua sisi, yaitu sisi utara dan selatan. Di depan masing-masing tangga terdapat sebuah arca kepala makara yang posisinya membelakangi tangga.  Di dekat fondasi tersebut berserakan beberapa potongan arca batu.
Bahal III
Candi Bahal II terletak sekitar 100 m dari jalan, namun Untuk mencapai lokasi Candi Bahal III orang harus melalui jalan setapak, pematang sawah dan perumahan penduduk. Terdapat banyak kemiripan antara Candi Bahal III dan kedua candi Bahal lainnya. Pelataran candi yang luasnya relatif sama juga dikelilingi pagar batu bata dengan ketebalan dan ketinggian yang sama. Gerbang untuk masuk ke halaman juga terletak di sisi timur. Sama halnya dengan bangunan utama Candi Bahal III yang terletak di tengah pelataran. Gerbang Candi Bahal III lebih mirip dengan gerbang Candi Bahal I, karena tangga naik ke gerbang terletak  di sisi utara dan selatan. Tangga di gerbang Candi Bahal II terletak di timur.
--
Di antara bangunan utama dan pintu gerbang juga terdapat  fondasi atau panggung berbentuk  dasar bujur sangkar berukuran sekitar 5 m2. Tangga  naik ke panggung yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di utara dan selatan.
Ukuran dan bentuk bangunan utama Candi Bahal III sangat mirip  dengan bangunan utama Candi Bahal II. Pintu masuk ke ruangan dalam tubuh candi juga terletak di timur.
Tidak terdapat pahatan pada bingkai pintu, namun sepanjang dinding tatakan dihiasi pahatan dengan motif yang mirip  bunga. Tidak terdapat pahatan pada keempat sisi dinding tubuh candi. Tidak terdapat pahatan pada keempat sisi dinding tubuh candi.
Atap Candi Bahal II berbentuk limas  dengan puncak persegi empat. Mirip dengan atap Candi Bahal II, namun tidak terdapat deretan lobang pada atap candi ini.  
Tidak terdapat hiasan kepala makara di depan tangga naik ke selasar di permukaan tatakan, namun terdapat pahatan yang sudah kurang jelas bentuknya di pipi tangga di kaki candi. 
Di utara bangunan utama terdapat batu  potongan arca. Yang sebuah berbentuk seperti tatakan patung dengan hiasan kelopak teratai di sekelilingnya, mirip dengan yang terdapat di Candi Jago maupun Candi Singasari di Jawa Timur.  Sedangkan potongan lainnya tampak seperti bagian kaki dari sebuah arca yang dibuat dalam posisi berdiri, karena di bagian bawah terdapat bentuk kaki, lengkap dengan jari-jarinya.
Museum Bahal
Museum Candi Bahal terletak di seberang pos penjagaan Candi Bahal I. Bangunan museum ini mirip dengan bangunan rumah biasa. Dalam museum tersimpan berbagai bentuk dan jenis bagian candi-candi Bahal yang masih belum diketahui letaknya semula atau, yang karena alasan tertentu, belum dapat dikembalikan ke tempatnya semula.
--
Di museum tersebut juga dilakukan rekonstruksi potongan dan susunan batu dan bata untuk menemukan kembali  bentuk, susunan dan letaknya semula. Potongan batu yang ditemukan di ketiga situs Candi Bahal umumnya merupakan bagian dari sebuah arca atau hiasan dan bukan merupakan reruntuhan bangunan yang umumnya terbuat dari batu bata.
Di antara objek yang tersimpan dan mengalami proses rekonstruksi di museum adalah potongan arca berbentuk raksasa dalam posisi berdiri sambil memanggul gada. Di samping itu juga terdapat sekumpulan batu bata yang memiliki lubang-lubang yang, konon merupakan jejak kaki binatang. Kumpulan batu bata ini ditemukan pada tahun 2000  di pelataran  Candi Bahal I. 
Banyak yang dapat dilihat di museum ini. Sayang museum ini tidak dibuka secara rutin untuk umum. Tidak selalu ada petugas yang dapat ditemui. dari petugas yang ditemui juga tidak banyak  informasi yang bisa didapatkan.  

Candi di Sumatra

Candi di Sumatra

Candi di Pulau Sumatra tidak sebanyak yang terdapat di Pulau Jawa. Kebanyakan candi di Sumatra terletak di lokasi yang cukup jauh dari kota, sehingga tidak banyak wisatawan yang berkunjung ke sana. Sebagian besar candi di Sumatra, yang telah diketahui keberadaannya, berada di provinsi Sumatra Utara, khususnya di Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan. Sangat sedikit informasi yang diketahui tentang keberadaan candi-candi tersebut. Di samping itu, umumnya lokasi candi cukup jauh dari kota, sehingga tidak banyak orang yang mengetahui keberadaannya atau berkunjung ke sana.
Di Simangambat dekat Siabu, Sumatra Utara, misalnya, terdapat reruntuhan candi Syiwa.  Diduga candi tersebut dibangun pada abad ke-8. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai reruntuhan candi ini masih perlu dilakukan penelitian dan penggalian.
Kawasan lain di Sumatra Utara yang dikenal mempunyai banyak candi ialah kawasan Padang Lawas, yang mencakup Kecamatan Sipirok, Sibuhuan, Sosopan, Sosa, dan Padang Bolak. Di kawasan ini terdapat belasan reruntuhan candi Hindu yang kesemuanya terletak tidak jauh dari sungai. Sebagian besar terdapat di Kecamatan Padang Bolak. Tidak banyak yang diketahui tentang reruntuhan candi tersebut. Diduga candi-candi tersebut dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Panei pada abad ke-11 M.
Di antara candi-candi di kawasan Padang Lawas, yang paling dikenal adalah Candi Bahal yang terletak di Desa Bahal. Candi ini telah diketahui keberadaannya sejak zaman Belanda. Pemerintah Belanda menamakannya Candi Portibi (kata portibi dalam bahasa Batak berarti dalam dunia ini). Di kompleks Candi Bahal terdapat tiga bangunan candi yang telah direnovasi, yaitu Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal III. Ketiga candi tersebut terletak pada satu garis lurus. Walaupun telah mengalami pemugaran, banyak bagian candi yang sudah tidak ditemukan lagi sehingga harus diganti dengan batu bata. Candi  lain di kawasan ini, yang sudah mengalami pemugaran adalah Candi Sipamutung. Candi ini merupakan kompleks percandian  yang cukup besar dan terdiri dari beberapa bangunan, namun hampir tidak ada informasi tertulis yang bisa didapat tentang candi ini.
Di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, juga terdapat beberapa candi, di antaranya adalah  Candi Astano, Candi Tinggi dan Candi Gumpung, Candi Kembar baru, Candi Gedong, Candi Kedaton, dan Candi Kota Mahligai. Bentuk bangunan candi dan sisa artikel bersejarah yang dijumpai  Muaro Jambi menunjukkan bahwa bangunan ini berlatar belakang Hinduisme dan diperkirakan dibangun  pada abat ke-4 sampai dengan ke-5 M. 

Candi yang cukup besar dan terkenal di Sumatra adalah Candi Muara Takus yang terletak di Provinsi Riau, tepatnya di Desa Muara Takus, Kecamatan Tigabelas Koto, Kabupaten Kampar. Di dekat hulunya, Sungai Kampar bercabang dua menjadi Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Di pinggir Sungai Kampar Kanan inilah letak Desa Muara Takus. Bangunan candi Muara Takus sebagian besar dibuat dari batu bata merah. Berbeda dengan reruntuhan candi lain yang ditemukan di Sumatra Utara, Candi Muara Takus merupakan candi Buddha. Keberadaan candi diduga mempunyai kaitan erat dengan Kerajaan Sriwijaya dan juga dapat dijadikan petunjuk bahwa Muara Takus pernah berfungsi sebagai pelabuhan kapal. Hal itu dimungkinkan mengingat orang Sriwijaya adalah pelaut-pelaut yang tangguh yang mampu melayari Sungai Kampar sampai jauh ke arah hulu. Berdasarkan catatan I-Ching, ada yang memperkirakan daerah Muara Takus merupakan Ibukota Kerajaan Sriwijaya atau paling tidak sebagai kota pelabuhan yang pernah jadi salah satu pusat belajar agama Buddha, tempat menimba ilmu para musafir dari Cina, India, dan negara-negara lainnya.

Isitilah atau pengertian candi

 Apa sih Candi ?

Kata "candi" mengacu pada berbagai macam bentuk dan fungsi bangunan, antara lain empat beribadah, pusat pengajaran agama, tempat menyimpan abu jenazah para raja, tempat pemujaan atau tempat bersemayam dewa, petirtaan (pemandian) dan gapura. Walaupun fungsinya bermacam-macam, secara umum fungsi candi tidak dapat dilepaskan dari kegiatan keagamaan, khususnya agama Hindu dan Buddha, pada masa yang lalu. Oleh karena itu, sejarah pembangunan candi sangat erat kaitannya dengan sejarah kerajaan-kerajaan dan perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia, sejak abad ke-5 sampai dengan abad ke-14.
Karena sjaran Hindu dan Buddha berasal dari negara India, maka  bangunan candi banyak mendapat pengaruh India dalam berbagai aspeknya, seperti: teknik bangunan, gaya arsitektur, hiasan, dan sebagainya. Walaupun demikian, pengaruh kebudayaan dan kondisi alam setempat sangat kuat, sehingga arsitektur candi Indonesia mempunyai karakter tersendiri, baik dalam penggunaan bahan, teknik kontruksi maupun corak dekorasinya. Dinding candi biasanya diberi hiasan berupa relief yang mengandung ajaran atau cerita tertentu.
Dalam kitab Manasara disebutkan bahwa bentuk candi merupakan pengetahuan dasar  seni bangunan gapura, yaitu bangunan yang berada pada jalan masuk ke atau keluar dari suatu tempat, lahan, atau wilayah. Gapura sendiri bisa berfungsi sebagai petunjuk batas wilayah atau sebagai pintu keluar masuk yang terletak pada dinding pembatas sebuah komplek bangunan tertentu. Gapura mempunyai fungsi penting dalam sebuah kompleks bangunan, sehingga gapura juga nencerminkan keagungan dari bangunan yang dibatasinya. Perbedaan kedua bangunan tersebut terletak pada ruangannya. Candi mempunyai ruangan yang tertutup, sedangkan ruangan dalam gapura merupakan lorong yang berfungsi sebagai jalan keluar-masuk.
Beberapa kitab keagamaan di India, misalnya Manasara dan Sipa Prakasa, memuat aturan pembuatan gapura yang dipegang teguh oleh para seniman bangunan di India. Para seniman pada masa itu percaya bahwa ketentuan yang tercantum dalam kitab-kitab keagamaan bersifat suci dan magis. Mereka yakin bahwa pembuatan bangunan yang benar dan indah mempunyai arti tersendiri bagi pembuatnya dan penguasa yang memerintahkan membangun. Bangunan yang dibuat secara benar dan indah akan mendatangkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat. Keyakinan tersebut membuat para seniman yang akan membuat gapura melakukan persiapan dan perencanaan yang matang, baik yang bersifat keagamaan maupun teknis.
Salah satu bagian terpenting dalam perencanaan teknis adalah pembuatan sketsa yang benar, karena dengan sketsa yang benar akan dihasilkan bangunan seperti yang diharapkan sang seniman. Pembuatan sketsa bangunan harus didasarkan pada aturan dan persyaratan tertentu, berkaitan dengan bentuk, ukuran, maupun tata letaknya. Apabila dalam pembuatan bangunan terjadi penyimpangan dari ketentuan-ketentuan dalam kitab keagamaan akan berakibat kesengsaraan besar bagi pembuatnya dan masyarakat di sekitarnya. Hal itu berarti bahwa ketentuan-ketentuan dalam kitab keagamaan tidak dapat diubah dengan semaunya. Namun, suatu kebudayaan, termasuk seni bangunan, tidak dapat lepas dari pengaruh keadaan alam dan budaya setempat, serta pengaruh waktu. Di samping itu,  setiap seniman mempunyai imajinasi dan kreatifitas yang berbeda.
Sampai saat ini candi masih banyak didapati di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Sumatra, Jawa,  dan Bali. Walaupun sebagian besar di antaranya tinggal reruntuhan, namun tidak sedikit yang masih utuh dan bahkan masih digunakan untuk melaksanakan upacara keagamaan. Sebagai hasil budaya manusia, keindahan dan keanggunan bangunan candi memberikan gambaran mengenai kebesaran kerajaan-kerajaan pada masa lampau.
Candi-candi Hindu di Indonesia umumnya dibangun oleh para raja pada masa hidupnya. Arca dewa, seperti Dewa Wishnu, Dewa Brahma, Dewi Tara, Dewi Durga, yang ditempatkan dalam candi banyak yang dibuat sebagai perwujudan leluhurnya. Bahkan kadang-kadang sejarah raja yang bersangkutan dicantumkan dalam prasasti persembahan candi tersebut. Berbeda dengan candi-candi Hindu, candi-candi Buddha umumnya dibangun sebagai bentuk pengabdian kepada agama dan untuk mendapatkan ganjaran. Ajaran Buddha yang tercermin pada candi-candi di Jawa Tengah adalah Buddha Mahayana, yang masih dianut oleh umat Buddha di Indonesia sampai saat ini. Berbeda dengan aliran Buddha Hinayana yang dianut di Myanmar dan Thailand.
Dalam situs web ini, deskripsi mengenai candi di Indonesia dikelompokkan ke dalam: candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, candi di Jawa Timur candi di Bali dan candi di Sumatra. Walaupun pada masa sekarang Jawa Tengah dan Yogyakarta merupakan dua provinsi yang berbeda, namun dalam sejarahnya kedua wilayah tersebut dapat dikatakan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Hindu, yang sangat besar peranannya dalam pembangunan candi di kedua provinsi tersebut. Pengelompokan candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta berdasarkan wilayah administratifnya saat ini sulit dilakukan, namun, berdasarkan ciri-cirinya, candi-candi tersebut dapat dikelompokkan dalam candi-candi di wilayah utara dan candi-candi di wilayah selatan.
Candi-candi yang terletak di wilayah utara, yang umumnya dibangun oleh Wangsa Sanjaya, merupakan candi Hindu dengan bentuk bangunan yang sederhana, batur tanpa hiasan, dan dibangun dalam kelompok namun masing-masing berdiri sendiri serta tidak beraturan beraturan letaknya. Yang termasuk dalam kelompok ini, di antaranya: Candi Dieng dan Candi Gedongsanga. Candi di wilayah selatan, yang umumnya dibangun oleh Wangsa Syailendra, merupakan candi Buddha dengan bentuk bangunan yang indah dan sarat dengan hiasan. Candi di wilayah utara ini umumnya dibangun dalam kelompok dengan pola yang sama, yaitu candi induk yang terletak di tengah dikelilingi oleh barisan candi perwara. Yang termasuk dalam kelompok ini, di antaranya: Candi Prambanan, Candi Mendut, Candi Kalasan, Candi Sewu, dan Candi Borobudur.
Candi-candi di Jawa Timur umumnya usianya lebih muda dibandingkan yang terdapat di Jawa Tengah dan Yogyakarta, karena pembangunannya dilakukan di bawah pemerintahan kerajaan-kerajaan penerus kerajaan Mataram Hindu, seperti Kerajaan Kahuripan, Singasari, Kediri dan Majapahit. Bahan dasar, gaya bangunan, corak dan isi cerita relief candi-candi di Jawa Timur sangat beragam, tergantung pada masa pembangunannya. Misalnya, candi-candi yang dibangun pada masa Kerajaan Singasari umumnya dibuat dari batu andesit dan diwarnai oleh ajaran Tantrayana (Hindu-Buddha), sedangkan yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit umumnya dibuat dari bata merah dan lebih diwarnai oleh ajaran Buddha.
Candi-candi di Bali umumnya merupakan candi Hindu dan sebagian besar masih digunakan untuk pelaksanaan upacara keagamaan hingga saat ini. Di Pulau Sumatra terdapat 2 candi Buddha yang masih dapat ditemui, yaitu Candi Portibi di Provinsi Sumatra Utara dan Candi Muara Takus di Provinsi Riau.
Sebagian candi di Indonesia ditemukan dan dipugar pada awal abad ke-20. Pada tanggal 14 Juni 1913, pemerintah kolonial Belanda membentuk badan kepurbakalaan yang dinamakan Oudheidkundige Dienst (biasa disingkat OD), sehingga penanganan atas candi-candi di Indonesia menjadi lebih intensif.  Situs web ini direncanakan akan memuat deskripsi seluruh candi yang ada di Indonesia, namun saat ini belum semua candi dapat terliput.